BANJARMASIN, wasaka.id – Sebanyak 40 anak dari berbagai wilayah di Banjarmasin mengikuti pesantren ramadan, karantina Al Quran di Jalan Sungai Jingah. Kegiatan ini berlangsung hingga 13 April 2023 mendatang.
Pembina Yayasan Wira Satya Nugraha Ustadz Saiful Ansyari menyampaikan Kegiatan yang akan dimulai pada tanggal 25 Maret 2023 ini diikuti sebanyak 40 orang santri dari berbagai wilayah di Banjarmasin.
Kegiatan selama karantina tersebut ujar Ustadz Saiful Ansyari, mengajak dan mengajarkan anak-anak agar bisa menghafal Al Quran. Minimal kata dia, bisa menghafal Juz Amma, atau bisa memperbaharui tajwid Al Qurannya.
Di pesantren Ramadan ini juga, Ustadz Saiful, mengatakan bahwa para santri disyaratkan untuk tidak membawa Gadget (handphone) selama mengikuti kegiatan Karantina Al Quran ini.
“Jujur saja saat ini telah terjadi penjajahan Android. Untuk itu kita menyarankan kepada orang tuannya untuk tidak memberikan anaknya membawa handphone,” ucap Ustadz Saiful Ansyari, Jumat (24/3).
Karena kata dia, salah satu kendala yang membuat anak-anak kita susah untuk menghafal Al Quran itu adalah kebanyakan menggunakan handphone dan tanpa adanya kntrol dari orang tua.
Selain itu karantina menghafal Alquran dilaksanakan Darul Quran Bhayangkara ini merupakan yang pertama kali dilakukan.
Sementara itu, salah seorang pengajar di Darul Quran Bhayangkara, Yayasan Wira Satya Nugraha ini yakni, Rusman Dinullah, mengatakan kegiatan yang akan dilakukan oleh para santri pesantren ramadan ini nantinya yaitu lebih banyak pembelajaran tentang menghafal Al Quran.
“Dari pukul 7.00 sampai pukul 8.00 itu tahap menghafal ulang ucap, setelah itu istirahat, lalu dilanjutkan lagi pukul 8.30 sampai 11.30. Itu nanti ada pembelajaran Tahsin, dan disitu juga nanti yang akan lama karena ada prakteknya,” ungkapnya.
“Kemudian dilanjutkan lagi dengan materi Sirah Nabawiyah, dan terakhir di pukul 14.00 sampai 15.00 itu akan menghafal lagi,” lanjutnya.
Rusman Dinullah juga mengatakan bahwa kegiatan pesantren ramadan yang dilaksanakan oleh Darul Quran Bhayangkara ini memberikan fasilitas sepenuhnya kepada santri dan tidak memungut biaya sepeserpun.
“Alhamdulillah, semuanya sudah diakomodir oleh donatur kita. Jadi semuanya gratis,” terangnya.
Sementara itu, Ahmad, salah seorang orang tua santri mengatakan bahwa ada keinginan dari anaknya yang bernama Rasyid Firdaus, untuk mengkuti pesantren ramadan di Darul Quran Bhayangkara ini.
“Saya menyetujui saja asalkan jalan yang bagus dan yang terbaik saja buat anak saya,” tuturnya.
Ia pun berharap kepada anaknya tersebut bisa menjadi lebih baik lagi dalam belajar dan menghafal Al Quran.(yud)