PONTIANAK, wasaka.id – Melalui tanggung jawab sosial dan lingkungan, PLN Unit Pelaksana Pengatur Beban Kalimantan Barat (UP2B Kalbar) resmikan “Rumah Adat Songket” yang merupakan pusat pelestarian dan pengembangan kerajinan tradisional songket khas Mempawah, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, Selasa (11/6).
Di Kalimantan Barat, pelestarian kain khas mempawah tersebar melalui pengrajin, sanggar, koperasi, hingga berbagai Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Minat terhadap kain khas songket Mempawah boleh jadi naik dan turun, namun upaya untuk terus melestarikan dan mengeksplorasi karya dan motif budaya perlu diapresiasi.
Penyerahan Program TJSL PLN secara simbolis dilakukan oleh manager UPT Pontianak, Camat Jungkat, serta Raja Mempawah ke-13, Dr. Ir Mardan Adijaya Kusuma Ibrahim.
Manager UPT Pontianak selaku PLH Manager UP2B Kalbar, Sudarto mengatakan PLN melalui program TJSL berperan aktif dalam melestarikan kebudayaan serta mendukung Sustainable Development Goals (SDG’S) 2030 yang bertujuan untuk menciptakan dunia yang lebih berkelanjutan.
“Mendukung kebangkitan UMKM adalah salah satu target pemerintah yang diteruskan melalui program PLN,” jelas Sudarto di sela acara peresmiaan.
Sementara itu, Raja Mempawah ke-13, Dr. Ir Mardan Adijaya Kusuma Ibrahim memberikan restu dan dukungannya terhadap program ini. Ia menekankan pentingnya menjaga warisan budaya dan mendukung generasi muda dalam melanjutkan tradisi yang telah diwariskan oleh nenek moyang. Raja Mempawah ke 13 juga berharap program ini dapat memperkuat identitas budaya Mempawah di mata dunia.
Ketua Rumah Adat Songket Mempawah, Erna Juwita menyampaikan apresiasinya kepada PLN yang turut serta dalam menjaga warisan yang sudah ditekuninya sejak tahun 1999, program yang dijalankannya sempat terpukul saat pandemi.
“Bisa dibilang saat ini kami sedang dalam tahap pemulihan akibat dari pandemi. dengan adanya dukung dari PLN, saya dan tim sangat terbantu dan semoga ini menjadi titik balik kami untuk terus melestarikan kain khas Mempawah ini,” ungkap Erna
Ia juga mengajarkan ilmu menenunnya ke sejumlah orang. Saat ini ada 10 orang pekerja tetap yang bekerja bersamanya. “Kalau ada banyak pesanan, saya bisa panggil beberapa pekerja tambahan,” tuturnya.
Program UMKM Rumah Adat Songket Mempawah ini diharapkan dapat menjadi wadah bagi para pengrajin lokal untuk mengembangkan keterampilan mereka dan memasarkan produk songket ke pasar yang lebih luas. Selain itu, program ini juga bertujuan untuk menarik minat generasi muda agar turut melestarikan dan mengembangkan budaya songket, sehingga warisan ini tetap hidup dan berkembang di masa depan.(bon)