KOTABARU, wasaka.id – Inspektorat Kotabaru menggelar sosialisasi anti korupsi dan pengendalian gratifikasi dalam rangka menyambut Hari Anti Korupsi Sedunia Tahun 2023, Rabu (6/12).
Sosialisasi yang berlangsung di Hotel Grand Surya dibuka secara resmi oleh Wakil Bupati Kotabaru Andi Rudi latif. Kegiatan ini dihadiri oleh Forkopimda, asisten, kepala SKPD lingkup Pemerintah Kabupaten Kotabaru serta Camat.
“Saya menyambut baik dan menyampaikan terima kasih kepada inspetorat Kabupaten Kotabaru yang menyenggarakan kegiatan sosialisai ini,” tutur Andi Rudi Latif.
Bang Arul sapaan Wakil Bupati Kotabaru ini juga menyampaikan, upaya pemberantasan korupsi tidak cukup hanya dengan membuat peraturan perundang-undangan saja namun juga yang lebih penting adalah membangun mental orang-orang yang dapat membarantas korupsi sendiri.
“Sosialisasi ini bukan hanya sebatas seremonial, tetapi merupakan komitmen untuk menjadikan satu institusi yang memiliki tata kelola pemerintah yang baik,” tukasnya.
Baca Juga : Festival Teluk Tamiang 2023 Incar Wisatawan Dunia Berwisata di Kotabaru
Melalui sosialisasi ini ditambahkannya diharapkan peserta dapat memperoleh informasi yang komprehensif mengenai anti korupsi sehingga mampu menjadi landasan untuk dapat meningkatkan integritas dan bersinergi untuk bersama melawan korupsi.
“Semoga apa yang disampaikan pada kegiatan ini dapat menambah pengetahuan kita bersama khususnya terkait pencegahan korupsi dan gratifikasi. Dan kita semua berkometmen untuk cegah korupsi,” tandas Bang Arul.
Baca Juga : 10 Desa di Kotabaru Dinobatkan Sebagai Anti Maladministrasi
Sementara itu inspektur kotabaru Ahmad Fitriadi Fazriannoor mengatakan, korupsi merupakan suatu tindakan merusak atau mengahncurkan yang dilakukan dengan tujuan untuk keuntungan pribadi atau orang lain.
Praktik-praktik korupsi seperti penyuapan, pemasaran, gratifikasi, hingga penyalahgunaan wewenang masih rawan terjadi di kementrian/lembaga/pemerintah daerah yang dalam pelaksanaan tugas bersentuhan langsung dengan masyarakat.
Hasil survey Transparency International mencatat, indeks persepsi korupsi Indonesia pada tahun 2022 tercacat 34 dan berada pada peringkat ke 110 dari 180 negara yang disurvei.
Skor ini memburuk empat poin dari tahun 2021 yang berada pada skor 38. Indonesia hanya mampu menaikan skor IPK sebanyak 2 poin dari skor 32 selama 1 dekade terakhir sejak tahun 2012.
Baca Juga : Wabup Kotabaru Saksikan Langsung Arahan Jokowi di Pertemuan Tahunan Bank Indonesia Kalsel
Penurunan tertajam terjadi pada indikator korupsi sistem politik, konflik kepentingan antara politisi dan pelaku suap, serta suap untuk izin ekspor-impor.
IPK ini merupakan indikator komposit untuk mengukur persepsi korupsi sektor publik pada skala 0(sangat korup) hingga 100 (sangat bersih) di 180 negara dan wilayah. Indeks ini berdasarkan kombinasi dari 13 survei global serta penilaian korupsi menurut persepsi pelaku usaha dan penilaian ahli sedunia sejak tahun 1995.
“Berdasarkan hasil survei penilaian integritas pada tahun 2021-2022, indeks integritas nasional indonesia masih pada posisi”rentan” korupsi. Korupsi masih menjadi tantangan bersama dalam beberapa dekade mendatang. Survei Penilaian Integritas (SPI) dibangun untuk memetakan risiko korupsi dan kemajuan upaya pencegahan korupsi yang dilakukan kementeian/lembaga/pemerintah daerah,” jelasnya.(rud)